jeda
Telah dituliskan: Oktober 13, 2013 Filed under: semacam catatan pendek | Tags: biru lebam, cerita sedih, sepi Tinggalkan komentarJeda memberikan kesempatan tumbuh dan berkembangnya suatu hubungan, lebih-lebih hubungan asmara. Namun, jarak yang begitu jauh terkadang justru memutuskan keterhubungan.
-Dewi Kharisma Michellia dalam Surat Panjang tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya
Di titik ini aku mempermasalahkan ukuran. Seberapa jauh jeda yang bisa membuat kita kembali sebahagia awal jatuh cinta dulu?
Atau mungkin yang jadi masalah bukan ukuran jeda, tapi masing-masing dari aku dan kau yang mengatasnamakan kita lalu mengedepankan ego yang entah berujung kemana. Mungkin yang kita belum paham adalah cara membahasakan dan membaca perasaan. Bahwa sebenarnya jeda yang menyiksa ini untuk apa kalau sebenarnya kau dan aku masih saling cinta.
Buatku ini menyiksa. Entah kalau buatmu.
Sebab aku tahu, kalau bersamamu, semelelahkan apapun itu, akan lebih baik daripada saat aku menuliskan ini.
Diproteksi: :)
Telah dituliskan: Agustus 27, 2013 Filed under: semacam catatan pendek | Tags: biru lebam, cerita sedih, patah, patah hati Masukkan password Anda untuk melihat komentar.hizrawan nyebelin dodi, liza ngambekan utami.
Telah dituliskan: Agustus 15, 2013 Filed under: semacam catatan pendek | Tags: doa, jatuh cinta 3 KomentarDemikian mudah hal-hal besar membuatku mengutuk tingkahmu, hingga hal-hal kecil membuatku mencintaimu lagi. Bahwa mungkin adamu saja cukup, hingga tak ada doa lain yang pantas kuucap selain selamanya.
Lalu kalau memang ini kebodohanku, secara sadar aku tahu, aku masih menujumu.
satir
Telah dituliskan: April 21, 2013 Filed under: semacam catatan pendek | Tags: biru lebam, cerita sedih, patah, patah hati Tinggalkan komentar1-
Apa yang sedang kauusahakan, ketika kaumeninggalkan dia-meminta dia meninggalkanmu, lalu kini kaumencoba membuat dia meragu?
Lucu. Bagaimana mungkin kau bisa-bisanya tak mampu membiasakan diri tanpanya?
Sementara itu, dia sedang mengusahakan bahagianya yang baru. Sementara itu, jika kau terus begitu, jika suatu hari nanti dia meninggalkan perempuannya karenamu, apa kau tega berbahagia atas luka baru perempuan yang tak punya salah padamu?
Bahwa kadang harusnya tetap ada logika di kepala, walau sedang sejatuh-jatuhnya dalam cinta.
2-
Apa yang sedang kaupikirkan, ketika kau ditinggalkannya-meninggalkannya karena dia yang memintamu, lalu kini kau meragu?
Lucu. Bagaimana mungkin kau bisa-bisanya tak bisa menentukan hati mana yang kaupilih?
Sementara itu, aku jatuh terlalu dalam padamu. Sementara itu, jika kau terus begitu, bagaimana mungkin aku bisa membiarkan kesayanganku meradang, apa mungkin aku tega mengubur dalam-dalam impianmu atas perempuan yang pernah menjadi kecintaanmu dulu?
Bahwa kadang demikianlah orang-orang di luar sana menyebutkan, bentuk mencintai paling besar adalah melepaskan orang yang dicintainya untuk memilih bahagianya sendiri.
bahwa mencintai itu..
Telah dituliskan: April 9, 2013 Filed under: semacam catatan pendek | Tags: patah hati Tinggalkan komentarbahwa ia yang kauletakkan paling dekat dengan jantung, paling lekat dengan hati, memang yang paling mampu melukai.
bahwa ia yang pernah kauhapus airmatanya, yang pernah kaupeluk jauh dari duka, memang yang paling mampu membuatmu nestapa.
bahwa mungkin ia yang kaubalut lukanya, kau lepaskan panah yang menyakitinya, memang yang paling bisa membuat panah itu melebamkanmu juga.